Turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.)
Sinonim : Agati grandiflora, Desv.
Familia :Papilionaceae
Turi umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, di tepi jalan sebagai pohon pelindung, atau ditanam sebagai tanaman pembatas pekarangan.
Tanaman ini dapat ditemukan di bawah 1.200 m dpl. Pohon 'kurus' berumur pendek, tinggi 5-12 m, ranting kerapkali menggantung. Kulit luar berwarna kelabu hingga kecoklatan, tidak rata, dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan, lapisan gabus mudah terkelupas.
Di bagian dalam berair dan sedikit berlendir. Percabangan baru keluar setelah tinggi tanaman sekitar 5 m. Berdaun majemuk yang letaknya tersebar, dengan daun penumpu yang panjangnya 0,5-1 cm. Panjang daun 20-30 cm, menyirip genap, dengan 20-40 pasang anak daun yang bertangkai pendek. Helaian anak daun berbentuk jorong memanjang, tepi rata, panjang 3-4 cm, lebar 0,8-1,5 cm.
Bunganya besar dalam tandan yang keluar dari ketiak daun, letaknya menggantung dengan 2-4 bunga yang bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit, panjangnya 7-9 cm. Bila mekar, bunganya berbentuk kupu-kupu.
Akarnya berbintil-bintil, berisi bakteri yang dapat memanfaatkan nitrogen, sehingga bisa menyuburkan tanah. Daun, bunga dan polong muda dapat dimakan sebagai sayur atau dipecel. Daun muda setelah dikukus kadang dimakan oleh ibu yang sedang menyusui anaknya untuk menambah produksi asi, walaupun baunya tidak enak dan berlendir.
Bunganya gurih dan manis, biasanya bunga berwarna putih yang dikukus dan dimakan sebagai pecel. Daun dan ranting muda juga merupakan makanan ternak yang kaya protein.
Turi juga dipakai sebagai pupuk hijau. Daunnya mengandung saponin sehingga dapat digunakan sebagai pengganti sabun setelah diremas-remas dalam air untuk mencuci pakaian.
Sari kulit batang pohon turi digunakan untuk menguatkan dan mewarnai jala ikan. Kulit batang turi merah kadang dijual dengan nama kayu timor.
Turi berbunga merah lebih banyak dipakai dalam pengobatan, karena memang lebih berkhasiat. Mungkin kadar taninnya lebih tinggi, sehingga lebih manjur untuk pengobatan luka ataupun disentri. Perbanyakan dengan biji atau stek batang.
Nama Lokal :Turi, toroy, (Jawa). turi (Sumatera). tuli, turi, turing, ulingalo,; suri, gongo gua, kaju jawa (Sulawesi ). tuwi, palawu, kalala; gala-gala, tanumu, ghunga, ngganggala (Nusa tenggara).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sariawan, disentri, diare, scabies, cacar air, keseleo, terpukul, ; Keputihan, batuk, beri-beri, sakit kepala, radang tenggorokan; Demam nifas, produksi ASI, hidung berlendir, batuk, rematik, luka.
Sariawan, disentri, diare, scabies, cacar air, keseleo, terpukul, ; Keputihan, batuk, beri-beri, sakit kepala, radang tenggorokan; Demam nifas, produksi ASI, hidung berlendir, batuk, rematik, luka.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit batang, bunga, daun, akar.
KEGUNAAN:
Kulit batang (terutama bagian pangkalnya):
- Sariawan
- Disentri, diare
- Scabies
- Cacar air
- Demam dengan erupsi kulit
Daun:
- Keseleo
- Memar akibat terpukul (hematoma)
- Luka
- Keputihan (fluor albus)
- Batuk
- Hidung berlendir, sakit kepala
- Memperbanyak produksi ASI
- Beri-beri
- Demam nifas
- Radang tenggorokan
Bunga:
- Memperbanyak dan memperlancar pengeluaran ASI
- Hidung berlendir
Akar:
- Pegal linu (rheumatism)
- Batuk berdahak
PEMAKAIAN :
Untuk minum: Kulit batang turi merah bagian pangkal sebesar ibu jari direbus.
Pemakaian luar : Kulit batang secukupnya ditumbuk halus, untuk pemakaian setempat seperti scabies. Daun segar setelah ditumbuk halus, diikatkan pada bagian tubuh yang memar atau keseleo.
CARA PEMAKAIAN:
1. Sariawan
a. Kulit batang segar secukupnya diremas-remas dalam air, untuk
kumur-kumur. Lakukan 3 kali sehari.
b. Kulit batang sebesar ibu jari direbus, minum. Lakukan beberapa
kali.
2. Sariawan, sakit tenggorokan :
Daun secukupnya dicuci bersih lalu diremas-remas dalam air matang.
Digunakan untuk kumur-kumur pada tenggorokan (gargle).
3. Radang tenggorokan :
Segenggam daun turi merah direbus dengan air bersih secukupnya.
Setelah dingin disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur. Lakukan
kumur-kumur sebanyak 4 kali sehari.
4. Disentri berak darah:
Kulit batang sebesar ibu jari dari pohon turi yang bunganya merah
direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas, setelah
dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari.
5. Kuku jari bengkak akibat tersandung atau terpukul:
Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Taruh diatas
kuku yang sakit dan kulit sekitarnya, lalu dibalut. Ganti 2-3 kali
sehari. Bekukan darah dibawah kuku akan hilang dan sakitnya akan
berkurang.
6. Keputihan:
Segenggam daun turi putih dan kunyit sebesar ibu jari dicuci bersih
lalu digiling halus. Tambahkan 3/4 cangkir air minum, diaduk merata
lalu diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.
7. Batuk:
Daun turi merah dan daun inggu masing-masing 1 genggam dicuci
lalu ditumbuk halus, tambahkan air perasan sebuah jeruk pecel.
Aduk merata, lalu diperas dan disaring, minum.
8. Batuk berdahak:
Akar turi sebesar jari telunjuk dicuci bersih lalu digiling halus,
tambahkan 1/2 cangkir air masak dan 1 sendok madu. Aduk sampai
merata, lalu diperas dan disaring dengan sepotong kain. Minum.
9. Penambah ASI:
a. Daun turi yang masih muda dikukus, dimakan sebagai lalab
matang.
b. Bunga dari turi putih dimasak, makan.
10. Pegal linu:
Akar dari pohon turi berbunga merah secukupnya digiling halus,
tambahkan sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur.
Gosokkan kebagian badan yang sakit.
11. Cacar air, demam dengan erupsi kulit:
Kulit batang sebesar ibu jari direbus dengan air secukupnya.
Setelah dingin disaring, minum.
12. Hidung berlendir, sakit kepala:
Segenggam daun dan bunga digiling halus, tambahkan 1/2 cangkir
air masak. Aduk merata, lalu diperas dan disaring. Minum.
13. Demam nifas:
Daun turi 1/3 genggam dicuci bersih lalu digiling sampai halus.
Tambahkan 3/4 cangkir air minum dan sedikit garam. Diperas dan
disaring, lalu diminum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Bunga: Pelembut kulit, pencahar, penyejuk. Kulit batang: Mengurangi rasa sakit (analgetik), penurun panas (anti piretik), pencahar, pengelat (astringen), perangsang muntah, tonik. Daun: Mencairkan gumpalan darah, menghilangkan sakit, pencahar ringan, peluruh kencing (diuretik). KANDUNGAN KIMIA: Kulit batang: Tanin, egatin, zantoagetin, basorin, resin, calsium oksalat, sulfur, peroksidase, zat warna. Daun: Saponin, tanin, glikoside, peroksidase, vitamin A dan B. Bunga: Kalsium, zat besi, zat gula, vitamin A dan B.
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Bunga: Pelembut kulit, pencahar, penyejuk. Kulit batang: Mengurangi rasa sakit (analgetik), penurun panas (anti piretik), pencahar, pengelat (astringen), perangsang muntah, tonik. Daun: Mencairkan gumpalan darah, menghilangkan sakit, pencahar ringan, peluruh kencing (diuretik). KANDUNGAN KIMIA: Kulit batang: Tanin, egatin, zantoagetin, basorin, resin, calsium oksalat, sulfur, peroksidase, zat warna. Daun: Saponin, tanin, glikoside, peroksidase, vitamin A dan B. Bunga: Kalsium, zat besi, zat gula, vitamin A dan B.
Sumber: www.iptek.net.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar